Sabtu, 22 Oktober 2011

Tuhan Aku Butuh Naik Gunung, Sekarang!

Menulis adalah cara paling ampuh untuk membunuh jarum jam yang berdetak seperti adegan slowmotion dalam sebuah film action.... Detik demi detik terasa seperti alunan langkah siput begitu lambat dan hanya membuat jantung bekerja ekstra memompa darah.. keringat dingin mengucur seperti lelehan es disiang terik.. hah, membosankan! flat.. stuck.. no idea.. suntuk.. dan malas!! ahhh saat-saat seperti ini hanya membawa aku pada mozaik-mozaik kehidupan lalu yang terasa begitu berwarna... rindu...

Si merah masih tertidur pulas di petinya bersama sleeping bag, kompor lapangan, tenda, sepatu dan semua barang pusaka ku lainnya.. si merah itu adalah carrier hadiah dari papapku saat SMP karena aku berhasil terpilih untuk mengikuti Jambore Nasional Pramuka se-Indonesia.. Dan untuk jambore selama satu minggu rasanya barang yag kubawapun pasti banyak sampai akhirnya papap mengajakku ke sebuah adventure shop dan memilihkan ransel itu lengkap dengan matras, dan sleeping bag yang juga berwarna merah... Tau saja tidak sleeping bag apa, bahkan kupikir awalnya itu kantung mayat wong bentuknya saja begitu, saat ku tanya papapku hanya menjawab "kamu akan tau nanti di tempat yang tepat naa" weww!! bukan jawaban...
Jambore pun tiba dan aku dengan bangganya datang bersama si merah, lalu seketika aku langsung membatin dan menahan malu.. salah gaya! orang-orang hanya membawa daypack biasa atau travel bag, lah aku datang dengan gaya sok pendaki yang seolah pernah mendaki semua gunung di jagat raya ini.... ahhh papap, tas apaan ini.. bikin malu ajaaa kan jadinyaa. gumamku dalam hatii... tapi sejak saat ituuu, berkat si merah aku jadi manusia agak "gila" seperti sekarang... tidak dalam sebuah kewarasan atau bahkan aku bisa mengartikan kata gila dengan versi ku.... 9 tahun menemani aku dalam berbagai perjalanan dan belum pernah kuduakan dia dengan ransel manapun, performanya memang tidak seperti dulu warnanya saja sudah berubah mungkin karena matahari pun iri dengan keberaniannya, back systemnya pun sudah sedikit kaku, tapi sampai detik sekarang itu adalah ransel ternyaman yang pernah ku gendong...
beliin yang baruu dooong hehehe :P
Sepatuku sudah kuganti dua kali yang pertama hadiah dari bunda berwarna biru dongker bermerk head dan pertama kali kupakai untuk berkenalan dengan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, dan terpaksa ku ganti dengan sepatu kuning yang membuat semua mata tertuju padanya saat aku mengenakannya, tapi sekarang kayanya udah buluk banget dahhh, keren dan aku benar2 menyukainyaa.. nyaman di kakiku, dan gagah dipadankan dengan celana jeans pendek buluk kebangganku atau dengan celana cargo hitamku... dan aku benar2 merasa super pede!hahahaa...
hah aneh memang.. keluarga yang aneh... malah mengenalkan aku pada hal-hal seperti itu... sistem pendidikan yang aneh dan aku benar - benar menyukainya..

Aku ini anak tunggal tidak memiliki adik maupun kakak, perempuan, dan aku sekarag berada lebih dari 500Km dari kedua orangtuaku, aku kuliah di jurusan yang jauh dari kata anggun bahkan tragis untuk sebuah kegiatan keluar masuk kandang sapi atau ayam, hobiku naik gunung dan kegiatan-kegiatan diluar nalar mungkin bagi sebagian orang, dan aku tidak suka keramaian... ajaib kan... Yang seharusnya anak tunggal dan apalagi perempuan itu tidak pernah dibiarkan jauh dari keluarga dan aku malah dibebaskan melakukan apapun yang kusukaaa, apapun.... dengan tangggung jawab yang merupakan sebuah konsekuensi yang telah kupahami benar sebelumnya...

Rumahku terlalu hangat dan bahkan sedikitpun aku tidak merasa berada di tengah keluarga yang dipimpin oleh seorang tentara yang katanya keraaas... tidak sedikitpun ada bau militer dan bahkan papap benar-benar demoktaris.. membebaskan aku sesuka hatikuuu untuk apapun.. apapuuuun.. Termasuk sekarang aku terdampar di kota Istimewa ini pun penuh dengan cerita. Kalian tau kenapa aku memilih Yogyakarta? alasanku hanya satu karena Yogya itu titik pusat, dan akan memudahkan aku untuk menelusuri seluruh bagian Jawa Tengah dan Timur, atau jika aku ingin pergi ke Pulau lebih Ke Timur sedikit pun tidak terlalu jauh dibandingkan dari Bogor. Aksesibilitasnya lebih mudah... hahahaha, jahat yaaaa.. hehehe.. Makanya kuperjuangkan betul sejak SMA sudah kupikirkan baik-baik segalanya agar aku bisa ada disini... Orangtuaku pasti sedih ditinggal puteri semata wayangnya yg bandel minta ampuuun ini.. hehehe... makanya sebula sekali wajib laporan dan aku harus pulang. hanya semalam dirumah atau bahkan gak nginep pun gak masalah yang penting aku harus pulang dan mereka memastikan keadaanku baik-baik saja... sehari telpon berdering minimal 5 kali dari papap dan bundaku.. hehehe.. preman tapi di manja, keren kan? :D
haduuh kenapa jadi kemana-mana ini cerita, hahaha... okelah intinya aku benar benar kagum pada kedua orang yang paling inspiratif diatas, aneh dan aku mencintai mereka...

ahhh, aku rinduuu... mendaki gunung pun sekarang jadi sebuah harga mahal.. selain fisik yang sudah tidak seperti dulu (baju naek gunung gw ga ada yg muat lagi ciiing :P) kesibukan yang benar-benar membuat aku nyaris mati gaya, dan sahabat yg sekarang punya prioritas sendiri- sendiri.. tidur pulasnya si merah harus segera di bangunkan, harus ku ajak dia jalan-jalan untuk sekedar di sapu pasir pantai Karimunjawa, atau dibelai kabut tipis lereng gunung Merbabu...
ahh aku rinduuuuu packing, aku rindu naik gunung, aku rindu Mandalawangi, aku rindu Ranukumbolo, aku rindu Pelawangan Sembalun, aku rindu tebing curam Raung, aku rinduuuuuuuuuuuu kopi Kapal Api hitam tanpa gulaaa dicangkir kesayanganku...
Tuhaaan aku butuh naik gunung sekarang!!!!!!!!!!

2 komentar: