Minggu, 03 April 2011

MENGENANG 4 TAHUN LALU # PART 1

Mengenang kejadian 4 tahun yang lalu, membuka sekuat tenaga lapisan otak yg agak dalam untuk bisa mencurahkan tulisan2 ini..
Waktu itu 4 Mei 2007.. Gw, Rizky Hadiansyah (Gepeng), dan Teguh Arifin (Kuntet) mulai meninggalkan kota Bogor pukul 13.30 dan sekitar pukul 16.00 tiba di Stasiun Pasar Senen JKT yg merupakan tempat kami akan naik kereta yg akan membawa kami sampai kota Tujuan = Cirebon! Alangkah kecewanya kami saat melihat jadwal kereta menuju cirebon berangkat sejam sebelum kami tiba disini dan kereta lain yg bisa membawa kami ke Cirebon baru brangkat pukul 21.00. Sambil ngemper dipinggir stasiun kami mutar otak bgmana cara kami bisa sampai disana, tiba2 ada seorang bapak paruh baya yang "nimbrung" dengan percakapan kami bapak tersebut juga sudah beberapa kali naik ke gunung ciremai dan kami diberi saran untuk naik bis saja dari jkt menuju cirebon. Akhirnya kami memutuskan naik bis setelah menunggu selama 3 jam dan membayar tiket seharga 35ribu rupiah. Bis penuh sesak dan melesat dengan kecepatan tinggi melewati lingkar pantai utara. Pukul 02.00 dini hari sampailah kami diperempatan Linggarjati,sepi dan tak ada angkutan apapun untung ada ojek setelah bernego harga kami memutuskan naik ojek sampai ke Pos Pendakian. Kebetulan sekali ada beberapa pendaki dari Karawang yang jg akan melakukan pendakian. Kami memilih langsung tidur karena perjalanan tadi jg membuat kami sangat letih.
5 Mei 2007 pukul 06.00
Tmn2 dari karawang sangat sibuk dan gaduh membuat kami jg terpaksa membuka mata yg masih sepet ini.. Kami pun tidur lg sampai pukul 07.00 lalu mandi dan langsung packing. Setelah mengurus seluruh perizinan pendakian kami brangkat dan sebelumnya mampir untuk sarapan karna semalaman pun kami sangat kelaparan. Ada sebuah warung kecil di dekat pos pendakian Nasi Hangat, telur ceplok ditambah tahu dan tempe goreng sangat mewah untuk kami makan pagi ini. Pukul 08.00 : WELCOME TO THE JUNGLE.
Udara sejuk kota Linggarjati dan matahari pagi mengantarkan perjalanan kami, sapa ramah para warga sekitar yg sdh memulai kegiatan mereka bercocok tanam semakin memberi kesan dalam perjalanan kali ini.. Ini emmang bukan kali pertama gw melakukan pendakian, dan bukan pertama kali jg mendaki bersama 2 sahabat gw ini.. Cukup sering kami melintasi terjalnya bebatuan dan rimbunnya pepohonan bersama dan membuat kami cukup saling memahami satu sama lain. Kami hanya bertiga, mungkin agak aneh terlebih karena aku wanita seorang diri dan saat itu aku masih berseragam putih abu..
40 menit kami tempuh sampai pos I(Cibeunar) yg merupakan sumber air terakhir, kami istirahat dan mengisi perbekalan air untuk keperluan pendakian kami beberapa hari kedepan.. Saat itu saya masih sanggup menopang carrier dan membawa seluruh perlengkapan sendiri, nah sekarang? jalan bawa badan aja berat. hehehehe...
gepeng mulai bergelagat aneh, wah ada yg tidak beres.. maklum semalam istirahat kami kurang cukup jadi agak sedikit terhambat. Tapi tak masalah kami pun melanjut. Pos II (Leweung Datar) kami lewati dan melesat ke Pos III (Condong Amis) ada sebuah gubug dan akhirnya di pos ini kami memutuskan Istirahat melihat gepeng yg sudah akut ngantuknya. ketiga sedang istirahat ada polhut yg sedang patroli lalu kami ditanyai ini itu dan diperiksa surat2 kelengkapan. Polhut2 itu menceritakan bahwa Taman Nasional Gunung Ciremai sedang tutup untuk kegiatan pendakian. Kami dipaksa turun dan tidak boleh melanjutkan pendakian,dan TIDAK MUNGKIN kami turun akhirnya kami nekad dgn segala cara paksa kami. Perjalanan dilanjutkan dengan ocehan2 dari mulut gepeng.. Entah dimana kami berada, perjalanan ini panjaaaaaaang sekali rasanya.. seperti tanjakan tanpa ujung. Semua medan menanjak dan sangat curam, butuh kehati-hatian ekstra kalau tidak mau mengelinding jatuh.. Tanjakan binbin, tanjakan seruni kami lewati sekuat tenaga.. sulit sekali rasanya apalagi siang hari ini semakin terik dan haus sedangkan kami harus menghemat persediaan air. Kami putuskan makan siang dengan menu mie rebus hadooh mulai dengan pola hidup tidak sehat ini. hehehe..
Tanjakan apaa ini astaqrirullah nyaris tanpa bonus, istirahat pun di tempat yg curam.. Pantas saja dari namanya pun kelihatan sangar : Tanjakan Bapa Tere disini ada sebuah in memoriam, bulu kuduk merinding dan memutuskan langsung jalan walau rasanya sendi2 kaki sudah nyaris copot. Masuk ke pos Batu Lingga ada tempat lumayan datar untuk membuat camp tapi rasanya tanggung dan kami memutuskan untuk berjalan lagi. Kondisi badan makin tak jelas, malam pun semakin memperlambat perjalanan kami. Angin menyapu dan memuat kami kedinginan. Kuntet mulai tepar di perjalanan menuju pangasinan. Ayoooo sedikit lagi kita ngecaamp! Istirahat di jalur sambil melihat pemandangan yg Indah luar biasa, tidak terbayar dengan nominal berapapun. Bukan rupiah yang membuat kami mau melakukan perjalanan yg menurut org lain hanya membuang waktu, tapi kepuasan dan kebutuhan :)
Susah payah kami sampai di titik ini, rekan2 dari karawang juga ada. kami membuat tenda agak berjauhan malas juga rasanya untuk tidur malam ini diganggu lagi. Pangasinan merupakan pos terakhir. Menurut sejarah, pada masa pendudukan Jepang, pengasinan merupakan tempat pembuangan tawanan perang. Mungkin karena itu pada malam malam tertentu, sering terdengar suara jeritan atau derap langkah kaki para serdadu jepang. Dari daerah yang cukup terbuka ini, pendaki dapat menyaksikan bibir kawah yang cukup menakjubkan. Diperlukan waktu satu jam dengan melewati bebatuan cadas dan medan yang tetap menanjak, bahkan harus setengah merayap, untuk sampai di puncak. Dan pada keesokan hari pukul 5 pagi kami melakukan summit attack dan gw berhasil jadi orang dan wanita pertama yg sampai puncak sebelum akhirnya rombongan kawarang dan 2 sahabat saya menyusul. Kabut menyelimuti kawah Ciremai yg membuat pemandangan sedikit mengecewakan, tidak ada foto yang maksimal maklum kala itu boro2 kamera digital buat ongkos naek sama logistik aja palak sana sini, hehehe.. masih kere, yaa walaupun sekarang pun sama saja sih.hehehe..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar